Art & Bali 2025 Hadirkan Pameran Media Baru “Terra Nexus” di Nuanu Creative City

KABARBALI.ID, TABANAN — Bali akan menjadi tuan rumah art fair internasional pertamanya, Art & Bali 2025, yang digelar pada 12–14 September 2025 di kawasan kreatif Nuanu Creative City, Tabanan.

Salah satu program unggulan dalam perhelatan ini adalah Terra Nexus, sebuah pameran seni media baru yang menghadirkan perpaduan teknologi, tradisi, dan eksplorasi budaya dalam bentuk seni visual kontemporer.

Dikurasi oleh Mona Liem, Terra Nexus menampilkan 23 seniman terpilih dari Indonesia dan mancanegara, termasuk nama-nama besar dalam dunia seni rupa seperti Nasirun, Ubrux, dan Yessiow.

Untuk pertama kalinya, para maestro ini akan menampilkan karya mereka dalam konteks seni media baru—menggabungkan unsur tradisi dengan teknologi digital, realitas augmentasi, pemrosesan data visual, hingga kecerdasan buatan.

“Terra Nexus adalah ruang imajinatif tempat sains, seni, dan spiritualitas berinteraksi,” ujar Mona, Selasa (17/6/2025).

“Ini adalah bentuk ekspresi baru yang berpijak pada kearifan lokal dan diarahkan oleh teknologi mutakhir.” imbuhnya.

Selain para maestro, seniman muda berbakat seperti Popomangun, Widi Pangestu, dan Alodia Yap juga turut serta, bersama nama-nama internasional dari Polandia, Prancis, Jepang, Korea Selatan, dan Qatar. Beberapa karya yang akan dipamerkan antara lain dunia Minecraft berskala penuh oleh MIVUBI, instalasi cahaya oleh Notanlab, serta organisme kinetik interaktif oleh Muhammad Aji Prasetyo.

CEO Nuanu Creative City, Lev Kroll, menegaskan bahwa pameran ini mencerminkan visi Nuanu sebagai kawasan regeneratif di Bali.

“Seni bukan sekadar ornamen di Nuanu, melainkan bagian dari perencanaan kota dan infrastruktur spiritual. Terra Nexus adalah perwujudan nilai tersebut,” ujarnya.

Nuanu Creative City merupakan kawasan seluas 44 hektar di pesisir barat daya Bali yang dibangun berdasarkan prinsip harmoni, keberlanjutan, dan pelestarian budaya. Lokasi ini dipilih karena selaras dengan semangat Art & Bali untuk menjadikan seni sebagai sarana perubahan sosial dan spiritual.

Direktur Art & Bali, Kelsang Dolma, menambahkan bahwa art fair ini tidak sekadar meniru format internasional, melainkan tumbuh dari identitas Bali itu sendiri.

“Di sini, seni tidak sekadar dipajang, melainkan tumbuh dari tanah, ritual, dan ingatan kolektif,” ucapnya.

Daftar seniman lengkap dan program galeri Art & Bali 2025 akan diumumkan pada Juli 2025. (Naf/Kab).

kabar Lainnya