Redaksi
Senin, 21 Juli 2025 20:38 WITA
.
2 menit membaca
KABARBALI.ID, KLUNGKUNG – Jauh dari hiruk-pikuk Kuta, Canggu, atau Nusa Penida, Desa Bakas di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung justru punya pesona tersendiri yang mampu membuat wisatawan asing betah berlama-lama tinggal. Desa yang dikenal sebagai desa wisata berbasis budaya dan alam ini mulai menunjukkan geliatnya kembali.
Salah satu pelaku pariwisata lokal, I Wayan Widiana, yang juga anggota DPRD Klungkung dari Fraksi Gerindra, sempat membagikan momen unik saat sekelompok anak-anak asal Prancis asyik belajar membuat canang di rumahnya.
“Ini anak-anak wisatawan dari Prancis, mereka ikut belajar membuat canang. Kebetulan juga ada upacara di rumah,” ungkapnya, Senin (21/7/2025).
Menurut Widiana, aktivitas wisata di Desa Bakas memang lebih menekankan pada pengalaman membaur dengan masyarakat lokal. Wisatawan diajak ikut memasak, bertani, hingga melakukan kegiatan adat dan budaya bersama warga.
“Ada kelas memasak juga, dan kami siapkan kuliner lokal yang tetap cocok di lidah wisatawan asing,” jelasnya.
Beberapa pengalaman yang ditawarkan antara lain rafting di Sungai Melangit, interaksi dengan gajah, kelas kuliner tradisional, serta mencicipi jajanan lokal seperti laklak di Kubu Bakas yang mulai dikenal wisatawan.
Widiana meyakini bahwa pengalaman yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat akan meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan.
“Mereka akan membawa cerita ini pulang, dan itu bisa menjadi promosi organik yang luar biasa bagi desa kami,” katanya.
Dirinya juga berharap pemerintah ikut mendorong penguatan pariwisata desa berbasis budaya seperti di Bakas, mengingat model ini telah menjadi daya tarik sejak era awal pariwisata Bali tahun 1970-an.
“Ayo ke Bakas. Di sini ada wisata rafting, wisata alam, kuliner, bahkan kelas membuat canang. Ini pengalaman yang tidak bisa dibeli di tempat lain,” ajaknya. (Sta/Kab).
