
KABARBALI.ID, KLUNGKUNG – Di sebuah sudut tenang Kabupaten Klungkung, tepatnya di Dusun Buayang, Desa Gunaksa, tampak sebuah bukit yang dulu hijau kini berubah bentuk. Setengah tubuhnya terkupas, seolah dikeruk paksa tanpa ragu. Pemandangan itu menjadi bahan pembicaraan warga dalam bisik-bisik harian mereka. Posisinya cukup strategis sehingga tampak dari kejauhan karena kanan kirinya masih tampak bukit hijau, bahkan sangat dekat dengan area wisata alam Bukit Belong, Gunaksa.
“Lihat saja bukit dikeruk seperti itu, jadi rusak. Hampir setengahnya habis. Katanya dulu untuk tanah urug PKB, tapi sekarang PKB-nya kan sudah selesai,” ujar seorang warga, matanya menatap ke arah bukit yang tak lagi sama.
Warga Gunaksa bukan tanpa alasan merasa heran. Proyek Pusat Kebudayaan Bali (PKB) yang dulunya disebut-sebut menjadi alasan pengerukan bukit, kini sudah rampung. Namun, aktivitas di atas tanah yang sama seolah belum berhenti. Masih tampak alat berat bekerja di sana—sebuah tanda bahwa proses pengerukan terus berlangsung.
Mereka bertanya-tanya, “Untuk apa lagi bukit ini dikeruk?”
Sayangnya, pertanyaan itu mengambang di udara, belum ada jawaban yang pasti. Beberapa warga memilih diam saat ditanya lebih jauh. Bukan karena tak peduli, tapi mungkin karena tak ingin terseret dalam urusan yang lebih besar dari mereka.
I Wayan Sadiarna, Kepala Desa Gunaksa, mengaku belum tahu pasti apakah aktivitas pengerukan itu kembali berjalan secara resmi.
“Kalau dulu memang beroperasi, untuk proyek PKB. Tapi sekarang saya kurang tahu. Tidak ada laporan resmi juga,” tuturnya pelan, Selasa (15/4/2025).
Di tingkat kabupaten, Dewa Putu Suarbawa, Kepala Satpol PP dan Damkar Klungkung, menjelaskan bahwa pihaknya telah turun ke lokasi untuk mengecek kebenaran isu ini. Temuan di lapangan kemudian diteruskan ke pihak yang lebih berwenang—Satpol PP Provinsi Bali.
“Kami sudah koordinasi. Satpol PP Provinsi Bali yang akan melakukan penertiban karena izin pengerukan ada di bawah kewenangan provinsi,” jelasnya.
Lebih jauh, Suarbawa juga menegaskan bahwa aktivitas pengerukan bukit di Buayang belum mengantongi izin.
“Setahu kami, belum ada izin yang diterbitkan. Karena itu kami dorong agar segera ditindaklanjuti,” tambahnya.
Gunaksa adalah desa yang dikenal dengan keindahan alamnya. Bukit-bukitnya berdiri kokoh selama bertahun-tahun, menjadi saksi bisu kehidupan masyarakatnya. Kini, salah satu dari bukit itu seakan sedang menyuarakan keluhannya—diam, tapi penuh makna.
Masyarakat hanya bisa berharap, langkah penertiban benar-benar dilakukan. Agar kerusakan tidak berlanjut. Agar bukit yang tersisa tetap bisa berdiri, menjaga ekosistem dan menginspirasi generasi berikutnya. (Sta/Kab).