Desa Medahan Diproyeksikan Jadi Lumbung Bawang Merah Gianyar

GIANYAR, KABARBALI.ID – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Gianyar terus memperluas peran riset dan inovasinya tidak hanya di bidang hak kekayaan intelektual, tetapi juga dalam mendukung ketahanan pangan daerah. Salah satu langkah nyata dilakukan dengan mendorong Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, menjadi sentra produksi Bawang Merah di Kabupaten Gianyar.

Kepala BRIDA Gianyar, I Ketut Sedana, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bentuk sinergi riset dan aksi nyata di lapangan.

Pada Jumat (10/10/2025) lalu, BRIDA Gianyar bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar serta disaksikan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, melaksanakan penanaman dan panen Bawang Merah di Desa Medahan, tepatnya di Subak Celuk, Subak Prejurut, dan Subak Peeling.

“Kami di BRIDA terus mendorong agar setiap desa memiliki identitas unggulan di sektor pertanian. Medahan diplot sebagai desa unggulan Bawang Merah,” jelas Ketut Sedana, Senin (13/10/2025).

Ia menambahkan, langkah ini akan diikuti dengan pengembangan komoditas unggulan di desa lain, seperti Kencur, Jahe, Jahe Merah, Seledri, dan tanaman bernilai ekonomi tinggi lainnya.

Dengan komitmen setiap desa untuk menanam komoditas unggulan selain padi, kata Sedana, ketahanan pangan daerah dapat terjaga sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar Bali.

Selain itu, pemerintah juga memastikan aspek keberlanjutan melalui jaminan pemasaran hasil panen.

“Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali bersama Distannak Gianyar menjamin hasil produksi pasca panen pasti terserap pasar. Kebutuhan bawang merah lokal tidak pernah berhenti. Kalau pun terjadi over produksi, bisa diolah menjadi bawang goreng,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Ni Kadek Yuliana, menjelaskan bahwa komoditas bawang merah dapat ditanam tanpa tergantung musim, sehingga cocok dikembangkan di wilayah selatan Gianyar.

“Untuk subak-subak di Gianyar selatan yang ingin menanam tanaman sela setelah padi, bisa memilih Bawang Merah. Produktivitasnya cukup tinggi, rata-rata mencapai 10–12 ton per hektar,” ujar Yuliana.

Ia menambahkan, nilai ekonomis bawang merah saat ini tergolong stabil, sementara pasokan untuk Bali, khususnya Gianyar, masih banyak bergantung dari luar daerah seperti Brebes (Jawa Tengah) dan Bima (NTT).

Karena itu, pengembangan sentra bawang merah di Gianyar diharapkan dapat memperkuat kemandirian pangan dan ekonomi petani lokal. (Kri/Kab).

kabar Lainnya