
KABARBALI.ID, BULELENG – Komitmen Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam mendukung pelestarian adat dan budaya Bali terus diperkuat, salah satunya oleh LPD Desa Adat Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Di bawah kepemimpinan I Made Wintana, LPD Tinga-Tinga telah menunjukkan peran nyata melalui kontribusi sosial yang konsisten, khususnya dalam mendukung pelaksanaan ngaben massal di desa setempat.
Didirikan sejak tahun 1989, LPD Tinga-Tinga kini berkembang pesat dengan aset mencapai Rp 52 miliar. I Made Wintana sendiri mulai memimpin lembaga ini sejak 2001, dan sejak itu kiprah sosial LPD makin terlihat menonjol.
Salah satu program unggulan adalah pembiayaan ngaben massal, yang bersumber dari alokasi dana sosial 5 persen dari laba tahunan. Pada tahun 2018, LPD mengucurkan Rp 40 juta untuk mendukung upacara ngaben massal krama desa. Angka tersebut melonjak tajam pada tahun 2024, di mana dana yang digelontorkan mencapai Rp 150 juta.
“Ini bentuk nyata kontribusi sosial kami. Tujuannya tentu meringankan beban masyarakat dalam menjalankan yadnya yang biayanya tidak sedikit,” ujar Made Wintana, Kamis (29/5/2025).
Tak hanya soal dana, LPD Tinga-Tinga juga menyediakan dua unit kompor mayat (krematorium tradisional) bagi masyarakat. Warga yang memanfaatkan fasilitas ini hanya dikenakan biaya Rp 700 ribu per pemakaian, yang diperuntukkan bagi kebutuhan pembelian gas dan jasa sopir. Selain itu juga dilengkapi 4 freezer jenazah yang digratiskan.
“Fasilitas ini kami siapkan agar proses kremasi bisa berjalan lebih efisien dan ramah lingkungan. Biaya yang dikenakan hanya untuk operasional,” imbuhnya.
LPD Tinga-Tinga di bawah kepemimpinan Wintana juga dikenal aktif mendukung berbagai kegiatan adat dan sosial, serta menjadi contoh sukses pengelolaan keuangan desa adat berbasis gotong royong dan nilai-nilai budaya Bali.
Dengan pengelolaan yang transparan dan berpihak pada krama, LPD Tinga-Tinga tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga menjadi pilar pelestarian budaya dan solidaritas sosial di Desa Tinga-Tinga. (Kri/Kab).