Klungkung – kabarbali.id – Menumpuknya hari raya Hindu di Bali, dari Saraswati hingga Pagerwesi dan runtutan upacara lainnya, berimbas pada naiknya harga daging di pasaran. Utamanya daging ayam dan baik yang sudah dipotong maupun masih hidup.
Di pasar umum Galiran Klungkung, penjualan daging di pasar ini cukup ramai. Utamanya untuk kebutuhan hari raya Pagerwesi hari ini Rabu (17/7/2024).
Salah satu penjual daging ayam, Jamillah mengatakan harga daging ayam sudah naik dari sebelum hari raya Saraswati. Dengan dari biasanya Rp 38 ribu per kilogram (kg), saat ini sudah di harga Rp 48 ribu per kg.
“Naik karena dari ayam hidupnya juga naik makanya jualnya harus naik juga. ini karena banyak yang beli yang hidupnya sehingga penjual ayam potong ikut bersaing dan harganya naik dari peternak,” kata Jamilah.
Jamilah menyebut saat ini ayam potong yang masih hidup harganya Rp 42 ribu per ekor.
“Untuk penjualan lumayan selain pedagang pecel ditambah pembeli yang akan melaksanakan hari raya, sehari dapat 100 kg,” imbuhnya.
Sementara salah satu pembeli, I Ketut Rudia, mengaku membeli ayam hidup seharga Rp 50 ribu. “Ini beli di sebelah 50 ribu ini satu ekornya. mahal biasanya paling 35 atau 40 ribu paling mahal, tidak apa-apa untuk sarana upacara,” ucap warga asal Desa Sampalan Kelod, Dawan Klungkung ini.
Berdasarkan data monitoring harga ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) Tahun 2024. Yang didata per Senin (15/7/2024) harga daging ayam mengalami lonjakan di semua pasar. Yang dikelola oleh Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Pengelola Pasar Klungkung. (Pasar Galiran, Semarapura, Kusamba dan Pasar Mentigi di Nusa Penida)
“Datanya, daging ayam di semua pasar harga daging ayam potong kisaran Rp 45-48 ribu per kg. kemudian untuk ekoran (ayam hidup) terdata Rp 47-50 ribu per ekor dengan berat sekitar 1,5 sampai 2 kg,”
Sementara daging babi naik dari Rp 80 ribu menjadi Rp 90 ribu per kg. Telur ayam ras Rp 2500 per butir, telur itik Rp 3000 per butir, telur asin Rp 3500 per butir. (sta/kab).