Klungkung – kabarbali.id – Walaupun terjadi banyak kendala yang dialami siswa saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online di sekolah negeri. SMA-SMK di Klungkung namun dipastikan semua siswa lulusan SMP di Klungkung bisa ditampung. Hal itu disampaikan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA-SMK negeri di Klungkung, I Wayan Janiarta, Jumat (29/6/2024).
Hal ini karena, siswa SMP pada saat pendaftaran khususnya zonasi dari Rabu (26/6/2024) mendaftar tidak hanya satu sekolah saja. Karena ada pilihan satu dan dua. Selain itu masih ada sekolah swasta yang siap menampung jika semua jalur itu tidak bisa dilalui.
Dengan jumlah 5 sekolah negeri termasuk satu di Nusa Penida, dengan aturan penerimaan sebanyak 360 siswa setiap sekolah. Ditambah ada 7 SMA swasta di Klungkung dan pulau Nusa penida. Sedangkan angka kelulusan SMP di Klungkung tahun 2024 berdasarkan data Dinas Pendidikan Klungkung, sebanyak 2.897 orang, dari 22 sekolah SMP.
“Mana yang lebih unggul pilihan satu atau pilihan dua berdasarkan kriteria pendaftaran misalnya zonasi dengan nilai raport,”kata Janiarta yang juga kepala sekolah SMAN 2 Semarapura ini.
Dan jika zonasinya misalkan 1 kilometer (km) dari rumah ke sekolah pilihan 2 sedangkan pilihan satu 3 km, maka untuk zonasi lolos di pilihan kedua demikian juga dengan penggunaan nilai raport bersaing, nanti terakumulasi lolosnya dimana.
Kemudian terkait dengan banyaknya penggunaan surat keterangan perpindahan orang tua, pihaknya sudah sampaikan ke semua sekolah di Klungkung untuk benar-benar memastikan SK pindah tugas orang tua. Itu belum berumur satu tahun dari dikeluarkan. Dan jika sudah satu tahun lebih, aturannya sudah penggunaan KTP elektronik.
“Itu menjadi patokan kemudian baru mencari surat keterangan domisili dari dinas kependudukan dan catatan sipil, di Kabupaten untuk bisa sah diterima disekolah yang dituju,” imbuhnya.
Janiarta menyebut proses sangat ketat, bahkan di SMA 2 Semarapura ada dua pendaftar dengan jalur afirmasi sudah langsung dicek ke rumahnya memastikan kondisinya benar-benar miskin atau tidak dan bahkan harus didampingi aparat desa setempat.
“Seluruh panitia di semua sekolah kami sudah minta langsung menelepon siswa yang ditolak atau orang tuanya dan benar-benar diangkat, sehingga tidak ada lagi tercecer dan dipastikan sudah terdaftar,” pungkasnya. (sta/kab).