
KABARBALI.ID, KLUNGKUNG – Suasana penuh semangat dan aroma khas bumbu Bali mewarnai kawasan Monumen Ida Dewa Agung Jambe, Selasa sore (29/4/2025), saat sebanyak 60 pelajar tingkat SMP se-Kecamatan Klungkung daratan mengikuti Parade Ngebek Sate Massal, yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Semarapura ke-7, peringatan Hari Puputan Klungkung ke-117 dan HUT Kota Semarapura ke-33.
Kegiatan ini mendapat perhatian dan apresiasi langsung dari Ketua DPRD Kabupaten Klungkung Anak Agung Gde Anom, yang hadir menyaksikan langsung proses para pelajar melilit sate, menyiapkan bumbu, dan memanggangnya secara berkelompok.
Gung Anom, sapaan akrabnya, tampak antusias berinteraksi dengan para peserta dan menyampaikan pesan penting mengenai pelestarian budaya sejak usia dini.
“Melihat langsung antusias anak-anak dalam melestarikan tradisi seperti ini, saya sangat bangga. Ini bukan sekadar lomba atau atraksi, tapi merupakan proses pewarisan nilai-nilai budaya Bali yang sangat penting,” ujar Gung Anom, Selasa.
Menurutnya, keterlibatan para siswa dalam parade ngebek sate massal ini merupakan bekal berharga saat mereka tumbuh dewasa dan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan adat di masing-masing banjar. Dimulai dari peran mereka di sekaa teruna, hingga nantinya terlibat dalam krama adat sebagai generasi pelanjut.
“Kegiatan seperti ini sepatutnya tidak hanya digelar dalam event tahunan saja. Saya mendorong agar kegiatan budaya semacam ini masuk dalam program sekolah sebagai sarana pembentukan karakter dan identitas kultural generasi muda,” tandas Ketua DPRD Klungkung yang juga ketua DPC PDIP Klungkung ini.
Parade Ngebek Sate Massal ini diinisiasi oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung bersama Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata, dengan tujuan menguatkan pelestarian kuliner tradisional serta membangun semangat kebersamaan di kalangan pelajar.
Setiap sekolah diwajibkan membawa dua kilogram luluh sate, yang kemudian dililit dan dipanggang di lokasi acara secara serentak. Selain menjadi ajang budaya, kegiatan ini juga memiliki nilai edukatif yang tinggi dalam menanamkan pentingnya gotong royong, disiplin, dan pelestarian warisan leluhur.
Acara juga dimeriahkan dengan penampilan fragmen petopengan “Sudna Upasunda” dari Sanggar Wimala Kerti, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, yang memperkaya nuansa budaya dan spiritual kegiatan tersebut. (Ad/Kab).