Ketua DPRD Klungkung Sambut Antusias Hardiknas dengan Berbagai Kreatifitas Seni 

Ketua DPRD Klungkung (berdiri ditengah) saat foto bersama pemberian penghargaan pelaku seni.

KABARBALI.ID, KLUNGKUNG – Setiap satu tahun sekali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) menggelar pameran pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Untuk tahun 2025 ini, selain pameran juga dibukan dengan pertunjukan seni kreatifitas dari pelajari dari tingkat TK hingga SMP se Klungkung dengan kreasi tari topeng massal yang diikuti 1000 orang penari.

Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom, yang hadir dalam agenda pembukaan, Kamis (15/5/2025) sore sangat menyambut antusias pelaksanaan pameran pendidikan dalam rangka Hardiknas selama tiga hari penuh (Kamis-Sabtu) dengan diisi pameran hingga perjuntukan seni.

“Dengan kegiatan ini anak-anak secara tidak langsung belajar, lalu berkompetisi agar apa yang mereka ketahui dan bisa dikerjakan bisa dipamerkan dalam pameran pendidikan, kemudian dalam pentas seni pementasan fragmentari kolosal bertajuk ‘1.000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta’ secara langsung anak-anak menjadi penerus seni dan budaya Bali khususnya Klungkung kedepan,” kata Gung Anom, Kamis petang.

Ia sangat mengapresiasi inisiasi dinas pendidikan untuk mengaktifkan sekolah-sekolah khususnya dari tingkat TK hingga SMP di Klungkung yang kemudian juga dibarengi oleh anak tingkat SMA SMK walaupun menjadi kewenangan propinsi.

“Dengan kegiatan ini tentunya, sekolah-sekolah akan berlomba menciptakan kreasi seni, baik keterampilan tangan maupun keterampilan seni termasuk tari dan gamelan dan saat terjun ke masyarakat nanti ilmu itu akan sangat berguna,” jelasnya.

Pentas ‘1.000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta’ diramu dari kisah klasik pemutaran Gunung Mandara Giri, tari ini menafsirkan ulang legenda para Dewa dan Asura yang bekerja sama memutar gunung untuk mendapatkan Tirta Amerta atau air kehidupan abadi. Dalam narasi yang dikemas secara visual melalui gerak, topeng, dan iringan musik tradisional, tari ini menjelma sebagai simbol pencarian ilmu dan upaya mencerdaskan bangsa.

Mereka tidak hanya menyatukan gerakan, tapi juga menyatukan semangat  sebagai generasi muda yang haus akan ilmu pengetahuan.

“Tari ini bukan hanya soal estetika, tapi pesan kuat bahwa pendidikan adalah perjuangan bersama. Seperti para Dewa dan Asura yang bersatu demi Tirta Amerta, kita pun harus bergotong royong demi ilmu,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Klungkung,  I Ketut Sujana. (Ad/Sta/Kab).

kabar Lainnya