Lindungi Sawah Gianyar ! Ketua DPRD Tegaskan Pembangunan Tak Boleh Langgar Tata Ruang

Ketua DPRD Gianyar I Ketut Sudarsana turun langsung ke lapangan menindaklanjuti keluhan warga Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati.

GIANYAR, KABARBALI.ID – Ketua DPRD Gianyar I Ketut Sudarsana turun langsung ke lapangan menindaklanjuti keluhan warga Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, terkait pembangunan residence yang diduga mengganggu akses petani menuju sawah dan jalur ke pura setempat, Rabu (15/10/2025).

Hasilnya, ketua DPRD dan rombongan mendapati aktivitas pembangunan yang dikatakan untuk resort.

Ditegaskan, setiap proyek wajib memperhatikan tata ruang dan kelengkapan perizinan sejak awal.

“Di sini ada pembangunan, katanya nanti untuk resort. Tapi proses perizinannya masih diurus. Ini harus jadi contoh bagi desa-desa lain agar Kepala Desa, Camat, dan Kadis terkait bergerak cepat. Ketika ada orang atau investor mulai membangun, semua pihak harus turun melakukan pengecekan,” ujarnya, Rabu.

Tekankan Penegakan Aturan Tata Ruang

Sudarsana menyoroti pentingnya ketegasan dalam penegakan aturan tata ruang.

Ia meminta pemerintah desa dan kecamatan memastikan keabsahan dokumen, terutama Kajian Penataan dan Penggunaan Ruang (KPPR).

“Pertama yang perlu dicatat, apakah KPPR-nya sudah memenuhi syarat? Kalau memang berada di zona hijau, harus langsung dihentikan. Tidak boleh ada pembangunan di jalur hijau. Tapi kalau tidak di zona hijau, maka proses perizinannya harus tetap dikawal sesuai aturan,” tegasnya.

Akses Publik Tidak Boleh Dikorbankan

Politisi senior PDI Perjuangan ini juga menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan kepentingan umum.

“Akses publik harus diutamakan. Tidak boleh urusan sertifikat sampai mengabaikan kepentingan umum. Apalagi di belakang masih ada hamparan sawah yang cukup luas, itu harus dijaga,” katanya.

Gianyar kini hanya memiliki sekitar 7–8 ribu hektar lahan pertanian produktif yang tersisa. Ia menilai penyelamatan lahan pertanian harus menjadi prioritas bersama.

“Kalau sawah ini tidak terselamatkan, ketika lahan pertanian habis otomatis pariwisata juga akan habis. Jangan sampai kita mewariskan kehancuran kepada anak cucu kita,” ujarnya dengan nada serius.

Fokus ke Depan: Selamatkan Pertanian Gianyar

Sudarsana mengajak semua pihak untuk tidak terjebak dalam perdebatan, tetapi fokus menjaga keberlanjutan lingkungan dan pertanian.

“Kita jangan berpikir ke belakang, apalagi hanya berdebat. Ke depan, bagaimana kita mempertahankan tanah pertanian yang tersisa agar tetap aman dan berkelanjutan. Itu yang perlu dicontoh oleh desa-desa lain,” pungkasnya. (Kri/Kab).

kabar Lainnya