

KABARBALI.ID, KLUNGKUNG – Hari kedua pelaksanaan Surya Metus Fest di Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, semakin semarak dengan digelarnya Lomba Gebogan, Kamis (7/8/2026) malam.
Lomba yang diikuti para pakis (persatuan Krama istri) dari lima banjar ini dimulai pukul 15.00 WITA. Para peserta tampil anggun mengenakan kebaya berwarna cerah, memancarkan suasana penuh semangat dan kegembiraan. Setiap banjar mengirim dua tim, masing-masing beranggotakan dua orang, sehingga total ada sepuluh tim yang unjuk keterampilan merangkai gebogan.
Ketua Panitia Surya Metus Fest, I Dewa Gede Ardha Kencana, mengatakan lomba gebogan menjadi salah satu agenda yang paling dinanti. Menurutnya, dibandingkan tahun lalu, keterampilan para peserta mengalami peningkatan.
“Peserta sangat antusias. Persiapan dan keterampilan membuat gebogan semakin baik. Kreasi yang ditampilkan tetap sesuai ketentuan karena gebogan adalah bagian dari upakara. Lomba ini bukan sekadar merangkai, tapi juga memahami esensi gebogan,” ujarnya.
Tim juri, Ida Bagus Gede Surya, menjelaskan penilaian tidak hanya menitikberatkan pada keindahan, tetapi juga pakem upakara yang harus dipenuhi.
“Yang utama adalah penampilan utuh gebogan dari bawah hingga ‘cili’ di puncak. Keserasian dan keutuhan kombinasi buah serta jajan jadi penentu poin. Tahun ini kreasi peserta lebih baik, artinya ada peningkatan dari tahun sebelumnya,” kata Gus Surya.
Salah satu peserta, Desak Gede Darmawati, mengaku bersyukur bisa ikut meramaikan lomba ini.
“Saya sangat antusias. Bisa belajar membuat gebogan sesuai pakem, sekaligus menggabungkan seni, kreasi, dan upakara dalam satu rangkaian,” ucapnya sambil tersenyum.
Lomba gebogan ini tak hanya menjadi ajang unjuk keterampilan dan kreativitas, tetapi juga media pelestarian tradisi dan budaya Bali di tengah generasi muda Nusa Penida. (San / Kab).