Pantai Kelingking Tercoreng, Video Asusila Pasangan WNA Beredar di Situs Porno Global

KLUNGKUNG, KABARBALI.ID – Viral, sebuah video bermuatan asusila yang diduga melibatkan pasangan warga negara asing (WNA) dan direkam di kawasan Destinasi Wisata Pantai Kelingking, Desa Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, menjadi sorotan publik.

Video berdurasi sekitar 8 menit 22 detik tersebut diketahui telah beredar luas dan ditayangkan di salah satu situs pornografi global. Hingga Sabtu (13/12/2025), video itu tercatat telah ditonton lebih dari 77,2 ribu kali.

Dalam cuplikan video, tampak seorang perempuan berambut pirang melakukan aksi tidak senonoh dengan latar belakang pemandangan alam terbuka.

Dilihat dari ciri visual yang terlihat jelas, lokasi pengambilan gambar diduga berada di kawasan tebing Pantai Kelingking, dengan latar pulau ikonik yang selama ini menjadi simbol pariwisata Nusa Penida yang mendunia.

Rekaman tersebut diduga dilakukan secara sengaja di area semak-semak di sekitar tebing pantai, sehingga memicu kecaman dari berbagai pihak.

Pasalnya, Pantai Kelingking merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Bali yang dikenal luas hingga mancanegara dan memiliki nilai budaya serta kesakralan bagi masyarakat setempat.

Menanggapi informasi tersebut, Camat Nusa Penida, Kadek Yoga Kesuma, mengaku belum mengetahui adanya video dimaksud. Namun pihaknya berjanji akan segera melakukan pengecekan dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.

“Saya belum tahu informasi itu. Saya akan cek juga bersama kepolisian,” ujar Kadek Yoga Kesuma saat dikonfirmasi,Sabtu.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait identitas pelaku maupun langkah hukum yang akan diambil. Namun, beredarnya video tersebut dinilai berpotensi melanggar norma kesusilaan, aturan kepariwisataan, serta hukum yang berlaku di Indonesia.

Kasus ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan aktivitas wisatawan asing di kawasan destinasi wisata, sekaligus perlunya penegakan hukum tegas demi menjaga citra Bali sebagai destinasi pariwisata dunia yang berlandaskan budaya dan etika. (Sta/Kab).

kabar Lainnya