Petani Subak Tohpati Tak Tahan Jaringan Rusak 5 Tahun, Kadistan Klungkung Pastikan Tahun Ini Dibuatkan Saluran Baru

Petugas bersama petani Subak Tohpati saat melihat kondisi saluran air dan persiapan saluran irigasi baru, beberapa waktu lalu. Foto : dok Distan Klungkung.

KLUNGKUNG – KABARBALI.ID – Sudah lebih dari lima tahun petani di Subak Tohpati, Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, menanggung kerugian akibat rusaknya saluran irigasi.

Akibatnya, sekitar 25 hektare lahan pertanian kini kering dan ditumbuhi semak belukar.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Klungkung, Ida Bagus Gede Juanida, merespons langsung keresahan warga dengan mengundang Kelian Subak dan pengurus subak Tohpati ke kantor dinas, Rabu (22/10/2025).

Kelian dan pengurus subak Tohpati di hadirkan Kadistan Klungkung, untuk mengetahui riil kerja petugas. Rabu (21/10/2025).
“Keinginan warga itu wajar, karena memang menyangkut hak mereka atas air. Secara mekanisme, masalah ini sudah ditindaklanjuti dan saat ini proses rehabilitasi jaringan irigasi sedang berjalan bersama PU Provinsi Bali,” jelas Juanida.

Dikatakan, terkait dengan timnya yang tidak peduli iapun membantah dengan menunjukan proses yang dilalui bersama petani setempat.

“Saat ini sudah dipasang patok, balai sungai akan langsung kerjakan, itu juga akan kami pantau agar benar-benar tuntas dan kebutuhan air terpenuhi,” jelasnya.

Jebol Sejak 2018, Air Mati Total 2023

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Klungkung, I Ketut Mana, menjelaskan bahwa terowongan irigasi di Subak Tohpati jebol sejak tahun 2018. Kondisi makin parah di tahun 2020, dan pada tahun 2023 air benar-benar tidak mengalir lagi.

“Sudah enam kali kami turun ke lokasi tahun ini, hasilnya tetap sama. Saluran lama tidak bisa diperbaiki karena struktur terowongan rusak total. Jadi tahun ini akan dibuatkan saluran baru dari Tembuku, Bangli, menuju Subak Tohpati,” ungkapnya.

Menurutnya, proyek pembangunan saluran baru ini mendapat dukungan dari Balai Wilayah Sungai (BWS), dan petani setempat telah menyetujui jalur lahan yang akan dilalui.

Kelian Subak: Terima Kasih Setelah 5 Tahun Menunggu

Sementara itu, Kelian Subak Tohpati, I Nengah Sudana, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas langkah nyata tersebut.

“Kami sudah melihat langsung petugas survei lapangan. Pemerintah bilang tahun ini mulai dikerjakan. Kami ucapkan terima kasih, semoga tahun depan (2026) air sudah bisa mengalir lagi agar lahan bisa kami olah,” ujarnya.

Upaya Panjang Sejak 2018

Sebelumnya, Bupati Klungkung I Made Satria juga sempat turun langsung menemui warga Subak Tohpati pada Senin (14/7/2024). Dalam kesempatan itu, ia mengakui bahwa persoalan irigasi ini telah diupayakan sejak lama namun terkendala berbagai faktor sosial dan teknis.

“Sejak lima tahun lalu Pemkab Klungkung sudah berupaya melakukan perbaikan, tapi di lapangan ada kendala sosial dan teknis yang menghambat,” kata Bupati Satria.

Kepala Dinas PUPRPKP Klungkung, Made Jati Laksana, menambahkan bahwa sejak 2018 penanganan sudah direncanakan melalui rehabilitasi Bendung Slau di wilayah Bangli, namun terganjal persoalan sosial.
Tahun 2020, opsi penggunaan pompa hidran juga sempat dibahas bersama Balai Wilayah Sungai Bali Penida, namun tidak dapat terealisasi maksimal.

“Kami sudah usulkan kembali di tahun 2025 lewat program P3TGAI dan jalur dana inpres. Mudah-mudahan segera terealisasi sehingga Subak Tohpati bisa kembali produktif,” pungkasnya. (Sta/Kab).

kabar Lainnya