Tembok Panyengker Roboh Saat Proyek Rp 4 Miliar di Tegallalang, Kontraktor Siap Ganti Rugi

Suasana pengerjaan proyek peningkatan jalan di Banjar Bayad, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, mendadak berubah panik pada Senin (28/10/2025).

GIANYAR, KABARBALI.ID – Suasana pengerjaan proyek peningkatan jalan di Banjar Bayad, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, mendadak berubah panik pada Senin (28/10/2025).

Bangunan tembok panyengker pura keluarga di tepi jalan tiba-tiba ambruk sepanjang hampir 15 meter saat alat berat tengah digunakan untuk mengeruk saluran air di sisi proyek.

Beruntung tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam insiden tersebut. Namun, kerusakan tembok pura yang memiliki nilai sakral bagi warga setempat menjadi perhatian serius semua pihak. Pihak kontraktor pelaksana proyek pun telah menyatakan siap menanggung biaya perbaikan dan ganti rugi penuh atas kerusakan itu.

Proyek yang bernilai hampir Rp 4 miliar ini diketahui bersumber dari APBD Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2025, dan merupakan bagian dari program peningkatan akses jalan penghubung antara Banjar Dinas Bayad dan Banjar Dinas Kedisan.

Pengawas proyek, I Nyoman Teguh, saat dikonfirmasi pada Kamis (30/10/2025), menjelaskan bahwa tembok ambruk akibat kombinasi beberapa faktor. Selain kondisi tanah dasar yang labil, pondasi tembok lama juga dinilai kurang kuat menahan tekanan dan getaran dari alat berat yang bekerja di dekatnya.

“Saat itu alat berat sudah selesai mengerjakan pengerukan, dan ketika mau bergeser, tembok tiba-tiba ambruk,” ujar Nyoman Teguh.

Ia menambahkan, setelah kejadian, pihaknya segera menggelar pertemuan melibatkan keluarga pemilik merajan, pihak kontraktor, dinas terkait, dan pengawas proyek.

Sementara Perbekel Desa Kedisan, I Dewa Ketut Raka, mengingatkan agar seluruh pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar lokasi pekerjaan.

“Kami berharap kejadian serupa tidak terulang lagi,” kata Dewa Raka.

Ia menegaskan, kawasan Bayad–Kedisan tergolong padat penduduk dan banyak pura keluarga yang berdekatan dengan jalur proyek, sehingga pengawasan dan koordinasi lapangan harus diperketat. (Tut / Kab).

kabar Lainnya