Wabah Ulat Bulu Kembali Serang Banjar Serongga Tengah, Pohon Sandat Rusak dan Masuk Rumah Warga

Warga Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Kabupaten Gianyar, kembali dibuat resah oleh serangan wabah ulat bulu.

GIANYAR, KABARBALI.ID  – Warga Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Kabupaten Gianyar, kembali dibuat resah oleh serangan wabah ulat bulu. Selama hampir sepekan terakhir, ribuan ulat bulu menyerang pohon sandat dan merayap hingga masuk ke rumah-rumah warga, mengganggu aktivitas dan kenyamanan sehari-hari.

Serangan ini bukan kali pertama terjadi. Tahun lalu, wabah serupa juga sempat melanda kawasan tersebut. Namun kali ini, dampaknya dinilai lebih luas karena ulat bulu tidak hanya merusak tanaman, tetapi juga menyebar hingga ke ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan area istirahat warga.

Pohon sandat yang selama ini menjadi ikon Banjar Serongga Tengah sekaligus sumber penghidupan masyarakat kini tampak gundul dan rusak. Daun-daun sandat habis dimakan ulat, sehingga mengganggu pertumbuhan dan produksi bunga.

Warga berupaya melakukan penanggulangan secara mandiri, mulai dari mengumpulkan ulat hingga menyemprotkan cairan pembasmi serangga. Namun, upaya tersebut belum mampu menekan populasi ulat secara signifikan.

“Untuk antisipasi, mohon pihak terkait bisa membantu penanganannya,” ujar Drs. I Ketut Astawa Suyasa, Kamis (11/12/2025).

Ia menegaskan kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena sudah sangat mengganggu kehidupan warga dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan, seperti rasa gatal hingga reaksi alergi.

Ratusan warga dilaporkan terdampak. Banyak di antaranya mengeluhkan kesulitan beristirahat akibat ulat yang masuk ke dalam rumah. Selain itu, serangan ulat bulu juga memukul perekonomian warga yang menggantungkan hidup dari bunga sandat.

Salah satu warga, Dewa I Nyoman Sudiarta, mengaku sangat bergantung pada penjualan bunga sandat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun sejak wabah ulat meluas, produksi bunga menurun drastis.

“Sandat sudah bertahun-tahun menjadi sumber utama penghasilan di Banjar Serongga Tengah. Kalau terus begini, kami sangat kewalahan,” ungkapnya.

Selama ini, hampir setiap rumah di Banjar Serongga Tengah memiliki pohon sandat. Bunganya dipasarkan ke pasar tradisional, pedagang canang, hingga kebutuhan upacara adat. Wabah ulat bulu yang terus berulang membuat warga khawatir terhadap keberlanjutan tanaman sandat sebagai ciri khas desa.

Warga berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera turun tangan melakukan penanganan terpadu, mulai dari penyemprotan massal, kajian penyebab wabah, hingga langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap tahun.

Kondisi ini menjadi peringatan serius bahwa serangan hama musiman tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil alam. (Tut/Kab).

kabar Lainnya