
KABARBALI.ID, GIANYAR – Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat desa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kali ini, KKN UGM 2025 menyasar Kelompok Tani Kedisan Mandiri di Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, dengan fokus pada pengembangan pertanian organik berbasis potensi lokal.
Ketua Kelompok Tani Kedisan Mandiri, I Putu Yoga Wibawa, mengatakan pertanian organik kini mulai diminati masyarakat setelah melewati berbagai tantangan seperti keraguan warga dan proses produksi yang rumit.
“Dulu banyak yang ragu. Tapi sekarang makin banyak warga tertarik ikut jadi petani organik. Hanya saja kami masih kekurangan dari sisi pengemasan, promosi, dan manajemen kelompok,” ujarnya saat menerima mahasiswa KKN UGM di kediamannya.
Kehadiran KKN UGM sejak tahun lalu telah membantu mengisi berbagai kekurangan tersebut. Tahun ini, para mahasiswa kembali melanjutkan pendampingan dengan membangun website kelompok tani, membuat paket wisata edukatif pertanian organik, dan melatih anggota dalam memproduksi Virgin Coconut Oil (VCO) dari hasil kelapa lokal.
Salah satu peserta, Stefanus Bayu dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM, menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan berbagai metode pembuatan VCO, baik fermentasi maupun teknologi modern, agar hasil lebih berkualitas dan bisa dipasarkan lebih luas.
“Kami ingin menyesuaikan program dengan potensi dan kebutuhan lokal. Target kami, kelompok ini bisa menjual produk secara digital dan mengemas potensi pertanian mereka sebagai daya tarik wisata edukasi,” jelasnya.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UGM 2025, Drs. Pande Made Kutanegara, M.Si., PhD., menyatakan bahwa UGM telah menjalin kerja sama dengan Pemkab Gianyar lebih dari 11 tahun, khususnya dalam mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tahun ini, KKN UGM menempatkan 30 mahasiswa di Dua Desa di Kecamatan Tegallalang: Desa Kedisan dan Desa Sebatu, masing-masing 15 mahasiswa. Mereka berasal dari 12 fakultas, dan tergabung dalam 4 klaster:
“Selama 1,5 bulan mahasiswa wajib tinggal di desa, menyatu dengan masyarakat dan menjalankan program sesuai kebutuhan desa. Harapan kami, mahasiswa UGM bisa menjadi bagian dari solusi desa,” jelas DPL Kutanegara. (Tut/Kab).