Gianyar, kabarbaki.id – Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2024 adalah gelaran festival sastra yang langgeng digelar selama 21 tahun ini. Edisi ke-21 UWRF yang digelar di Museum Puri Lukisan, Ubud, selama empat hari (23-27 Oktober 2024), menyajikan rangkaian acara yang beragam dan menarik, mulai dari diskusi panel, kelas eksklusif bersama pembicara ternama, pemutaran film, pertunjukan seni dan musik, jamuan sastra, tur budaya, pembacaan karya, hingga peluncuran buku, lokakarya, serta berbagai acara lainnya yang dirancang sedemikian rupa untuk memperkaya dan menginspirasi imajinasi penulis pemula dan generasi muda.
Pendiri sekaligus Direktur UWRF Janet DeNeefe mengatakan perayaan 21 tahun festival dengan program-program segar yang menampilkan suara-suara dan perspektif baru, ditengah berbagai tantangan global yang dihadapi penulis, seniman, dan aktivis.
“Pada UWRF ke 21 di Ubud selama empat hari 23-27 Oktober 2024, membahas pentingnya menyampaikan kebenaran dan menyebarkan kebajikan, sebagai kontras dari dunia yang semakin bergerak ke arah sebaliknya,” kata Janet, dalam konferensi pers di Museum Puri Lukisan, Ubud, Rabu (23/10/2024) sore.
Dijelaskan, agendanya menghadirkan 250 pembicara dari seluruh dunia dalam sebuah perayaan sastra, gagasan, dan budaya yang luar biasa dan menawarkan lebih dari 200 program yang memukau, mengubah Ubud menjadi pusat cerita, petualangan kreatif, dan dialog lintas budaya yang penuh warna.
Sementara, Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati, I Ketut Suardana mengatakan saban tahun UWRF bicara masalah kedamaian, karena selalu di gelar di Ubud dan Ubud adalah obat bagi sebagian orang karena sembuh dari penyakitnya setelah datang ke Ubud. “Tema tahun ini adalah Satyam Vada Dharmam Chara” yang berarti sebuah ajakan untuk merenungkan kembali nilai-nilai kebenaran dan kebaikan untuk melihat jauh kedepan dan juga dalam diri.
“Kita bersama-sama menjunjung dan menyebarkan nilai-nilai kehidupan melalui bayu (kehidupan) sabd (ucapan) dan idep (pemikiran), termasuk seni dan sastra didalamnya,” kata Suardana.
Suardana mengajak peserta UWRF merayakan kebenaran dan kebijakan melalui kata dan karya nyata.
Penulis asal Korea Selatan dan nominasi International Booker Prize 2022, Bora Chung, memanfaatkan kesempatan ini untuk merayakan Han Kang yang baru-baru ini memenangkan Nobel Prize in Literature, sebagai momen penting bagi sastra Asia. Ia juga menyoroti komitmen festival untuk memperkuat suara-suara dari Asia, memberikan platform bagi keragaman cerita dan perspektif.
“Ubud Writers & Readers Festival adalah kesempatan langka bagi para pembaca dan penulis se-Asia untuk berkumpul. Kami berbagi identitas yang sama, dan festival ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang diri kita sendiri dan satu sama lain. Saya sangat senang dapat ambil bagian di perhelatan sastra ini,” ujarnya.
Salah satu penulis, penyair, dan jurnalis paling berpengaruh di Indonesia, Goenawan Mohamad, dengan karier lebih dari lima dekade telah memberikan kontribusi mendalam bagi sastra dan jurnalisme Indonesia, memperjuangkan kebebasan berekspresi dan wacana intelektual melalui karyanya. Sehingga, tahun ini Lifetime Achievement Award UWRF diberikan untuknya.
UWRF 2024 ini, beberapa klub buku populer juga akan turut meramaikan. Seperti Service95, klub buku milik penyanyi Dua Lipa, berkolaborasi dengan UWRF untuk beberapa sesi percakapan sekaligus menghadirkan deretan buku pilihan sang penyanyi, yang dapat pengunjung temukan dan beli di kedai milik Periplus selama festival berlangsung.
Sedangkan Laufey Book Club, yang dibentuk oleh penyanyi pemenang Grammy Awards Laufey, menghadirkan perpustakaan kecil yang mendorong pengunjung untuk saling bertukar buku sekaligus berpartisipasi dalam kompetisi untuk memenangkan merchandise eksklusif. (sta – kab).