Lift Kaca Outdoor Tertinggi dan Pertama Kali Ada, Dipasang di Pantai Kelingking - Nusa Penida

Lift Kaca Outdoor Tertinggi dan Pertama Kali Ada, Dipasang di Pantai Kelingking – Nusa Penida

Redaksi Minggu, 21 Juli 2024 08:40 WITA . 2 menit membaca

Lift Kaca Outdoor Tertinggi dan Pertama Kali Ada, Dipasang di Pantai Kelingking.

Klungkung, kabarbali.id – Sebentar lagi wisatawan akan dimudahkan untuk menikmati wisata Pantai Kelingking, di Desa Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali. digadang-gadang sebagai salah satu pantai terbaik di dunia tahun 2023 (Travelers’ Choice Awards versi TripAdvisor), saat ini sedang proses pembangunan lift kaca setinggi hampir 200 meter.

Lift kaca di alam ini sudah pernah ada di bukit di Taman Hutan Nasional Zhangjiajie, Hunan, China atau sering disebut sebagai Gunung Avatar.

Yang beda disini adalah dipasang di bukit yang langsung turun ke pantai berpasir putih semu merah ini.

Objek ini disebut Glass Viuwing Platform. Yang digarap atas kerjasama investor Tiongkok, PT. BNP (Bina Nusa Properti) yang akan bekerja sebagai pemegang kuasa dari investor Tiongkok, dengan Banjar Adat Karang Dawa, di Desa Bungamekar.

Direktur PT. BNP, Komang Suantara mengatakan nilai investasi dari pembangunan lift kaca itu sekitar Rp 200 Miliar. “ini menggali potensi Nusa Penida, dan sekarang akhirnya akan asa lift turun ke Pantai Kelingking. Itu proses tidak mudah,” kata Suantara.

Diharapkan Pariwisata khususnya Nusa Penida dapat kian berkembang seperti halnya Badung.

Detail Ketinggian Lift

Lift kaca ini dibangun setinggi sekitar 182 meter, dan jembatan 64 meter. Pada tiap ketinggian 20 meter dibangun spot foto. Ditargetkan lift kaca ini rampung dalam kurun waktu sekitar 1 tahun dan bisa beroperasi tahun 2024 ini.

Dukungan Adat

Sementara Perbekel Desa Bungamekar, I Wayan Yasa mengatakan masyarakat sangat menunggu adanya penataan yang lebih modern. Wisatawan selama ini harus menempuh perjalanan 1 jam untuk dapat menikmati keindahan pesisir Pantai Kelingking. Itupun mereka harus menuruni tebing curam setinggi sekitar 300 meter.

“Tidak jarang wisatawan mengalami cedera, dan kelelahan saat menuruni tebing Pantai Kelingking, hingga berujung kematian akibat terjatuh,” ungkapnya.

Bentuk kerjasamanya, pendapatan dari fasilitas ini juga akan diterima pihak desa adat. Demikian halnya tenaga kerja 40 persen, diupayakan dari masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.