Kalimantan Barat Simpan Uranium 24.112 Ton, Indonesia Serius Bangun PLTN Mulai 2027

Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Wilayah ini menyimpan potensi cadangan uranium sebesar ±24.112 ton, menjadikannya salah satu lokasi strategis untuk mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di masa depan.

KABARBALI.ID, KALIMANTAN BARAT – Kalimantan bukan hanya dikenal sebagai paru-paru dunia karena hutan hujan tropisnya yang luas dan berperan vital dalam menghasilkan oksigen global. Wilayah ini juga menyimpan potensi energi strategis yang semakin menjadi perhatian pemerintah pusat, terutama dalam mendorong transisi energi bersih nasional.

Dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, Kalimantan Barat tercatat memiliki beragam sumber daya energi seperti tenaga air, biomassa, biogas, batubara, hingga uranium dan thorium—dua unsur penting sebagai bahan baku utama energi nuklir.

Salah satu wilayah yang menjadi perhatian khusus adalah Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Wilayah ini menyimpan potensi cadangan uranium sebesar ±24.112 ton, menjadikannya salah satu lokasi strategis untuk mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di masa depan.

PLTN Indonesia Ditargetkan Beroperasi Tahun 2032

Menanggapi potensi besar tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merancang langkah konkret untuk pengembangan energi nuklir nasional. Pemerintah merencanakan pembangunan PLTN dengan kapasitas awal sebesar 250 megawatt (MW) yang akan dimulai pada tahun 2027, dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2032.

Adapun lokasi pembangunan PLTN ini diproyeksikan berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan, sebagai bagian dari strategi pemerataan pembangunan dan penguatan ketahanan energi di luar Pulau Jawa.

Meski proyek ini masih menunggu penyempurnaan regulasi dan hasil kajian kelayakan teknis serta lingkungan yang lebih rinci, rencana tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya energi dalam negeri secara optimal dan berkelanjutan.

Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih, sekaligus menurunkan ketergantungan terhadap energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi, yang selama ini mendominasi bauran energi nasional.

Melalui pengembangan energi nuklir yang bersih, efisien, dan rendah emisi karbon, Indonesia berupaya mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060, sebagaimana tertuang dalam kebijakan nasional energi dan komitmen internasional terhadap perubahan iklim.

Dengan potensi uranium nasional yang besar dan langkah nyata pemerintah menuju pemanfaatannya, Kalimantan tak hanya menjadi paru-paru dunia, tetapi juga bisa menjadi jantung energi masa depan Indonesia. (Kri).

kabar Lainnya