kabarbali.id – tingkat hunian (okupansi) wisatawan yang menginap di Nusa Penida, Klungkung saat berlibur hingga saat ini masih minim, dibandingkan dengan kedatangan mereka hingga 5000 orang perharinya. Mereka rerata satu kali trip dan kemudian balik lagi ke Bali daratan.
Mereka yang menginap paling lama dua hari saja, dan satu dua yang long stay. Salah satu penyebabnya tiada lain aktifitas malam yang minim. Masalah ini pemicu untuk akomodasi aktivitas selain wisata alam agar digarap maksimal sehingga memperpanjang waktu wisatawan berada di Nusa Penida.
Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, Ni Made Sulistiawati mengatakan kreativitas budaya dan penggiat pariwisata untuk saling mendukung agar penunjang pariwisata di Nusa Penida.
“Kami mengapresiasi komunitas sanggar telah menggelar aktraksi budaya,” katanya saat membuka perdana aktraksi budaya Barong and Dance di Batununggul, Sabtu 29/6/2024).
Jadi, kata dia, aktivitas malam hari menambah daya tarik dengan melengkapi aktivitas kepariwisataan di Nusa Penida. Selain di Nusa Lembongan di pulau Nusa Gede yang kedua.
“Nusa Penida salah satu destinasi andalan di Kabupaten Klungkung. Sampai sejauh ini aktivitas pariwisata hanya mengandalkan pemandangan alam dan laut,” imbuhnya.
Desa Adat Dalem Setra Batununggul berupaya memaksimalkan potensi budaya sebagai atraksi. Secara reguler aktraksi budaya Barong and Keris Dance dilaksanakan setiap hari Jumat. Untuk memperpanjang lama tinggal wisatawan. Dengan langkah-langkah 5 A. Aksesbilitas ( akses ), amenities (perlengkapan penunjang), atraksi, aktivitas dan akomodasi.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara I Dewa Gede Sugiarta mengatakan semangat masyarakat dan seniman merupakan buah kreativitas yang nanti secara reguler aktraksi ini dilaksanakan setiap hari Jumat.
” Kami berupaya maksimal mungkin untuk melakukan promo baik secara offline maupun online agar dikenal secara meluas. Dari penampilan perdana sudah sukses, ” ujarnya.
Dia berharap keseimbangan potensi alam dan budaya saling menguatkan. Aktraksi budaya ini menjadi salah satu penunjang kepariwisataan di Nusa Penida khususnya di Batununggul.
” Efek domino bagi masyarakat. Dari upaya pelestarian budaya memberikan sesuatu kebanggaan dan berdampak secara ekonomi bagi masyarakat,” pungkasnya. (san/kab).