Kemendagri Tinjau Lokasi Pembangunan SPPG di Klungkung, Baru Satu Unit Berjalan

KABARBALI.ID, KLUNGKUNG, – Tim dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) turun langsung ke Kabupaten Klungkung, Kamis (21/8/2025), untuk mengecek sejumlah lokasi yang diusulkan sebagai tempat pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam rangka mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). SPPG ini dirancang sebagai dapur pusat untuk menyiapkan dan mendistribusikan makanan bergizi ke sekolah-sekolah.

Pengecekan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Korwil Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Badan Gizi Nasional (BGN) Klungkung, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Klungkung, Kasi Intel Kejari Klungkung, hingga perwakilan dari Pemprov Bali.

Ada empat lokasi utama yang disurvei tim, tersebar di tiga kecamatan:

1. Kecamatan Banjarangkan

Lahan milik Pemprov Bali di Jalan Raya Tegalbesar

Lahan milik Pemkab Klungkung di Desa Tusan

2. Kecamatan Klungkung

Lahan milik Pemkab Klungkung di Jalan Kartini, Semarapura Tengah

3. Kecamatan Nusa Penida

Lahan milik Pemkab Klungkung di Banjar Soyor, Desa Tanglad

Dari hasil pengecekan, hanya lahan milik Pemprov Bali di Jalan Raya Tegalbesar yang direkomendasikan untuk pembangunan SPPG. Tiga lokasi lainnya dinyatakan tidak layak.

Kasi Intel Kejaksaan Negeri Klungkung, Ngurah Gde Bagus Jatikusuma, mengatakan lokasi di Desa Tusan tidak direkomendasikan karena berada di dekat setra (kuburan) dan sudah ada dapur umum di sana. Sementara di Jalan Kartini, luas lahan yang kurang dari 10 are dan keterbatasan akses truk menjadi alasan penolakan.

“Untuk lokasi di Banjar Soyor, Desa Tanglad, tidak direkomendasikan karena berada di dataran tinggi, sulit drainase, dan bersebelahan dengan Pura Dadia Pande,” jelasnya.

Jatikusuma juga menyebutkan, selain empat lokasi yang dicek, ada dua lokasi lain yang sudah menunjukkan perkembangan positif:

Bekas SDN 3 Ped di Desa Ped, Nusa Penida

Tiingadi, Kecamatan Dawan – lokasi pembangunan SPPG yang dikerjakan bersama Polres Klungkung dan BGN

“Di Bali, saat ini sudah terealisasi 10 SPPG, delapan masih proses pembangunan, satu sudah berjalan di Klungkung, dan satu lagi mulai berjalan karena bangunan sudah jadi,” tambahnya.

Masih Jauh dari Target Ideal

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung, Ketut Sujana, menyatakan bahwa jumlah SPPG yang ada saat ini masih sangat jauh dari target ideal.

Menurutnya, Kecamatan Klungkung idealnya membutuhkan tiga unit SPPG, sedangkan Kecamatan Dawan dan Banjarangkan masing-masing memerlukan dua unit. Wilayah Nusa Penida, yang mencakup tiga pulau terpisah (Nusa Gede, Lembongan, dan Ceningan), idealnya memiliki tiga unit SPPG.

“Sekarang, belum ada satu pun SPPG di Nusa Penida. Padahal wilayah ini sangat menantang secara geografis, distribusi makanan ke sekolah-sekolah harus direncanakan matang, dan lokasi SPPG harus strategis,” tegas Sujana.

Sujana juga menyoroti tantangan pasokan bahan baku yang harus dikirim dari daratan. “Penyeberangan ke Nusa Penida sering terhambat cuaca. Kalau tidak ada SPPG di lokasi yang tepat, distribusi makanan bisa terlambat atau kualitas makanannya menurun,” lanjutnya.

Ia menegaskan, keberadaan SPPG sangat penting sebagai “dapur pusat” untuk mendukung kesuksesan program makan bergizi gratis. Tanpa dukungan infrastruktur ini, program rawan mengalami hambatan dari sisi kualitas makanan maupun ketepatan waktu pengiriman ke sekolah.

“SPPG ini bukan hanya tempat memasak, tapi tempat merancang gizi yang seimbang untuk anak-anak kita. Ini investasi jangka panjang bagi generasi mendatang,” pungkas Sujana. (Sta/Kab).

kabar Lainnya