Sejarah Baru, Pura Pedarman Arya Gajah Para Mulai Dibangun di Besakih, Gubernur Koster Mepunia Rp 10 Miliar

Sejarah Baru, Pura Pedarman Arya Gajah Para Mulai Dibangun di Besakih

KABARBALI.ID, KARANGASEM – Dalam semangat pelestarian budaya dan penguatan spiritualitas umat Hindu, Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi memulai pembangunan Pura Pedarman Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas di kawasan suci Pura Penataran Agung Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Pembangunan pura pedarman ini diawali dengan upacara mendem dasar pada hari Purnama Kadasa, bertepatan dengan Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (12/4/2025).

Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyatakan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam mendukung pembangunan pura melalui dana punia sebesar Rp 10 miliar, yang akan dialokasikan melalui APBD Perubahan Tahun Anggaran 2025.

“Saya ngaturang dana punia Rp 10 miliar melalui APBD Perubahan 2025. Ini bentuk komitmen kita bersama untuk melestarikan nilai-nilai luhur warisan leluhur dan memperkuat pasemetonan. Saya harap pembangunan ini tidak memakan waktu lama dan segera dapat dimanfaatkan oleh seluruh pratisentana,” ujar Gubernur Koster.

Koster juga mendorong partisipasi aktif pemerintah kabupaten/kota, khususnya Kabupaten Badung, yang dikenal memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi di Bali.

“Saya akan ingatkan Bupati Badung agar ikut ngaturang dana punia, bahkan lebih dari Rp 10 miliar jika memungkinkan. Kalau banyak madana punia, Ida Bhatara pasti akan melancarkan rezeki dan keselamatan kita semua,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Makna Spiritual Pembangunan Pura Pedarman

Pembangunan Pura Pedarman Sira Arya Gajah Para merupakan inisiatif Pengurus Pusat AGPAG (Arya Gajah Para Bretara Arya Getas) yang telah melalui proses panjang sejak Paruman Agung pada 13 Maret 2024. Pura ini akan menjadi tempat pemusatan spiritual seluruh pratisentana saat tangkil ke Pura Besakih.

Ketua Umum AGPAG Pusat, I Ketut Suadnyana, menyampaikan bahwa pembangunan ini bertujuan memperkuat jalinan pasemetonan serta menumbuhkan semangat bakti kepada leluhur.

“Kami bersyukur atas dukungan dari Bapak Gubernur dan seluruh pasemetonan Nusantara. Pembangunan ini bukan sekadar fisik, tapi juga bentuk penguatan spiritual dan identitas kita sebagai umat Hindu,” ujarnya.

Upacara mendem dasar dimulai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Bali, Ketua AGPAG Pusat, dan Ketua Panitia Pembangunan. Selanjutnya dilakukan pemendaman perlengkapan upakara di lokasi yang akan dibangun palinggih Meru Tumpang Sanga (9).

Luas Lahan dan Rencana Pembangunan

Pura Pedarman dibangun di atas lahan seluas 22 are, hasil mufakat paruman AGPAG. Pembangunan ini didanai secara gotong royong melalui punia dari seluruh pratisentana AGPAG yang tersebar di Bali dan Nusantara.

Ketua Panitia Pembangunan, I Komang Wirawan, menargetkan pembangunan dapat berjalan cepat dengan dukungan dana dan tenaga umat.

“Kami optimistis dengan semangat gotong royong dan punia umat sedharma, pembangunan ini bisa rampung dalam waktu dekat,” ungkapnya.

Gubernur Koster saat mendem dasar didampingi Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata, Wakil Bupati Karangasem Pandu Prapanca Lagosa, Bupati Klungkung I Made Satria, Danrem Brigjen TNI Ida Bagus Ketut Surya Wedana, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Putu Jayan Danu Putra, Ketua Umum Pengurus Pusat Pratisentana Sira AGPAG I Ketut Suadnyana, Ketua Panitia Pembangunan I Komang Wirawan, Ida Dalem Semara Putra dari Puri Agung Klungkung, dan pengurus AGPAG se-Bali.

Pembangunan Pura Pedarman ini diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam pelestarian nilai-nilai Hindu Bali, memperkuat spiritualitas, jati diri pasemetonan, dan semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

Dengan dana punia yang terus mengalir dan dukungan dari pemerintah serta umat, Pura Pedarman ini akan menjadi simbol kekuatan tradisi, budaya, dan keagamaan umat Hindu Bali yang terus hidup dan berkembang. (Kri/Kab).

kabar Lainnya