Jembrana, kabarbali.id – Tiga tahun memimpin Jembrana sebagai bupati, I Nengah Tamba,S.H, telah berhasil menancapkan sejarah bagi kota Negara. Mantan anggota DPRD Bali ini, telah merealisasikan sejumlah proyek monumental bagi kabupaten mekepung.
Proyek yang dibangun bukan proyek mercusuar, untuk kepentingan pencitraan pribadinya. Proyek yang dibangun, punya basis kepentingan bagi rakyat umum dan daerah secara demografis.
Karena berbasis kepentingan masyarakat, menurut bupati dari Desa Kaliakah ini, semua proyek baik fisik maupun non fisik dibangun berdasarkan pendekatan bottom-up (keinginan masyarakat) bukan top down (keinginan pemimpin atau keputusan dari atas). “Semua proyek yang kami bangun diharapkan membawa imbas positif bagi rakyat, sehingga study kelayakannya harus berbasis pada kebutuhan rakyat,” jelas Nengah Tamba.
Sejumlah proyek yang sudah dituntaskan selama tiga tahun, seperti pasar umum negara. Pasar yang dulunya terkesan kumuh, kini telah disulap menjadi pasar modern bahkan nyaris menyamai sebuah mall.
Pasar yang dibangun dengan dana APBN 2023/2024 Rp 143,5 miliar itu, kini benar-benar menjadi kredit poin dan mampu merubah wajah kota Negara. Sebelumnya, Negara tidak memiliki ikon kota bahkan sering dijuluki sebagai kota mati.
Pasar yang dibangun di atas lahan seluas 24.146 m2 dengan luas bangunan gedung 17.652 m2, menjadi kredit poin kota Negara. ” Kehadiran pasar ini menjadikan kota negara lebih punya aura dan wibawa. Selain bangunannya yang sangat megah, pengunjung juga kelihatan lebih nyaman,” ujar salah seorang warga Jembrana.
Selain pasar umum Negara, dalam kurun waktu pemerintahannya yang singkat, Nengah Tamba juga telah merampungkan pembangunan mall pelayanan publik (MPP), yang sempat tertunda akibat wabah covid 19. Awalnya proyek integrasi layanan beberapa OPD (organisasi perangkat daerah) ini, dibangun dengan dana Rp 5,6 milyar di tahun 2019. Karena wabah covid proyek yang dirancang saat bupati Putu Artha ini sempat mandeg, dan dilanjutkan oleh bupati dan wakil bupati Nengah Tamba dan Patriana Krisna dengan suntikan dana Rp 2,6 milyar lebih. Kini gedung megah itu sudah rampung, dan siap memberikan layanan publik.
Proyek monumental yang tak kalah penting yang dibangun Nengah Tamba adalah, sentra Tenun Jembrana yang dibangun dengan anggaran dana alokasi khusus (DAK) pemerintah pusat sebesar Rp 11,2 miliar. Ini merupakan pusat kerajinan tenun dan UMKM sehingga bisa menjadi pusat oleh -oleh khas Jembrana.
Saat ini juga sedang dilakukan revitalisasi Gedung Kesenian Dr Ir Soekarno yang dikenal dengan Twin Tower, dengan anggaran Rp 25 miliar. Revitalisasi ini bertujuan mempercantik kawasan GKBK dan menjadikannya ikon budaya Jembrana yang lebih modern dan semarak.
Revitalisasi GKBK akan mencakup beberapa perubahan, seperti penambahan railing, jogging track, dan planter box di area pintu masuk.
Selain itu, juga perbaikan stage atau panggung dengan mengganti atap dan menambahkan LED berukuran 4×8 meter untuk kesan tradisional Bali yang modern. Penambahan tiga jembatan di pintu masuk, sehingga total ada empat pintu masuk menuju Twin Tower.
Terakhir proyek jalan terusan di Pura Rambut Siwi, guna memudahkan akses masyarakat bersembahyang dan melaksanakan yadnya. (red – kab).