Denpasar, kabarbali.id – Pihak lawan sudah mulai cemas akan kekalahan, bahkan saking gusar dan panik yang berlebihan sampai mereka berupaya menggunakan segala macam cara untuk dapat meredupkan popularitas serta kecintaan masyarakat terhadap pasangan calon (Paslon) nomor 2, I Made Satria – Tjokorda Gde Surya Putra (Satriya).
Kali ini, mereka sengaja membuat foto animasi seolah-olah kalau dibelakang paslon nomor 2 ada mavia besar. Tetapi hal itu justru membuat sebagian besar masyarakat menganggap kubu lawan sudah seperti orang gila yang kehabisan akal sehat, seperti orang gila bagaimana caranya untuk meredupkan paslon nomor dua. Sedangkan sebagian besar masarakat sudah tau seperti apa kepribadian bapak Ketut Leo, yang merupakan adik dari cabup I Made Satria itu.
Sebagian besar masyarakat tahu kalau pak Ketut Leo orang yang memiliki sepiritual kuat, dan pak Ketut Leo juga diketahui sebagai sosok tokoh asal Dusun Sental Kangin Desa Ped, Nusa Penida yang dermawan dengan jiwa sosial yang kuat.
Setiap hari ada puluhan hingga ratusan masarakat beramai-ramai ke rumah beliau untuk meminta tolong untuk dibantu segala keperluan dan segala kesulitannya masing-masing. Ada yang mohon bantuan uang di bantu uang, yang mohon bantuan pembangunan pura di bantu pembangunan pura, yang mohon pekerjaan untuk anak nya di bantu dicarikan pekerjaan.
Semua yang datang meminta tolong dibantu oleh beliau tanpa pamrih. Semua orang yang datang meminta tolong pada beliau di bantu keperluannya. Dilayani bahkan dijamu, sudah dibantu di jamu lagi di berikan makanan. Karena rata-rata yang datang ke rumah beliau sangat banyak hingga harus nunggu giliran.
Setiap hari ada puluhan hingga ratusan orang kerumah beliau di bantu dan ini berlangsung sudah dari puluhan tahun sudah jelas ada ribuan orang yang sudah ditolong dan di bantu oleh beliau.
Semua melihat ketulusan dan kedermawanan beliau mengorbankan waktu tenaga serta uang nya untuk membantu masyarakat. Karena itulah beliau di cintai oleh masyarakat sehingga saat kakak nya dicalonkan oleh masyarakat dan partai yang mengusung nya, sudah jelas dukungan membludak dari segala penjuru.
Seharusnya kalau kubu lawan pintar serta berpikir waras, dia harus berpikir kalau mau menang buatlah masyarakat mencintai dirimu. Kalau ingin dicintai lakukanlah kebaikan, belajarlah berkorban dulu untuk membantu keperluan masyarakat, buatlah dirimu berguna dulu untuk masarakat.
Sebelum membutuhkan dukungan suara dari masyarakat, sebelum kamu jadi calon, kamu dilihat berani berkorban untuk menolong, membantu keperluan masyarakat sudah pasti kamu di butuhkan oleh masyarakat. Dan bila kamu sudah dibutuhkan oleh masyarakat, bila kamu sudah dianggap sebuah solusi bagi keperluan masarakat, sudah pasti kamu akan dicinta oleh masyarakat.
Bukan dengan bermain medsos dengan akun bodong, tanpa identitas jelas, memfitnah dan menjelekan calon yang kuat.
Tak akan membuat dirimu menjadi kuat dan juga tak akan membuat dirimu bisa dicintai oleh masyarakat karena perbuatan individulah yang membuat masyarakat itu bisa dicintai dan tidak nya bukan dengan mempifnah dan menjelekan calon yang dicinta oleh masyarakat.
Kamu jelekanpun tak akan membuat dia jatuh karena kebaikannya dan pengorbanannya dirasakan warga bukan bualan palsu di medsos belaka.
Anda mengatakan Ketut Leo mafia dan para calon calon boneka nya pak Ketut Leo, masyarakat kan tidak bodoh. Karena masyarakat sudah pernah melihat pak Ketut Leo saat tahun 2018 dan 2019, mati matian berjuang untuk memenangkan pak Koster dan Cok Ace di tahun 2018.
Dan pak Ketut Leo juga mati-matian berjuang hingga ikut kampanye, dan jadi tim cyber Jokowi untuk menjadi Presiden RI, hingga di Jakarta dan Bali. Berapa dana, waktu dan tenaga dihabiskan untuk perjuangkan Pilgub Bali, hingga Koster –Ace menang saat itu.
Bahkan, setiap minggu Ketut Leo bolak balik Jakarta-Bali. Di Jakarta jadi tim di pilpres dan di Bali beliau juga sambil mendukung perjuangkan calon legislative.
Dan semua beliau menang Pilpres saat itu menang pilgub beliau menang dan bakal calon yang diusungnya di Bali semua menang.
Dan setelah memang Ketut Leo tidak pernah menjadi mafia dengan memanfaatkan pejabat yang dimenangkannya. Buktinya, 5 tahun itu sudah berlalu dan seluruh manusia yang waras dan bergaul ditanah Bali dan Jakarta tahu banyak Leo tidak pernah meminta apapun untuk kepentingan pribadinya. Baik kepada presiden, gubenur dan wakil gubernur apalagi legislatif yang beliau berjuangkan itu sama sekali tak ada.
Semua orang tahu untuk urusan keperluan pribadinya ketut Leo sudah mampu tangani sendiri bahkan mampu menyisihkan lagi tenaga, waktu, pikiran dan uang pribadinya untuk dipakai bantu orang.
Dukungan Ketut Leo adalah harapan besar para calon yang terpilih itu bisa menjalankan tugasnya dengan benar, dengan memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Baik disektor infrastuktur dan lain sebagainya, terutama di Nusa Penida.
Karena, pulau Nusa Penida dari sejak awal Indonesia merdeka hingga saat ini Nusa Penida belum pernah mendapatkan rasa keadilan sesuai sila kelima pancasila, utamanya masalah infrastrukturnya.
Sehingga saat itu setelah Wayan Koster terpilih jadi gubernur, dermaga segitiga emas terbangun, pusat kebudayaan Bali terbagun, itu semua untuk masyarakat dan untuk dimenikmati oleh masyarakat
Tak ada sama sekali pak Ketut Leo memanfaatkan kedekatan nya pada pejabat daerah ataupun pejabat pusat untuk pribadinya karena semua untuk masyarakat.
Kenapa Leo harus mendukung, calon gubenur dan calon kepala daerah dan kepala negara ? karena walaupun terbiasa menyumbangkan dana pribadinya namun kalau menyumbang pasilitas umum seperti menyumbangkan pembuatan dermaga segitiga emas 3 unit dan membangun pusat kebudayaan dan membangun jalan lingkar di Nusa Penida, serta membangun pelabuan Roro tentu dana pribadinya tak akan bisa cukup. Sehingga beliau perlu mendukung calon kepala daerah untuk bisa setelah calonnya terpilih untuk membangun pasilitas umum itu dengan dana Negara.
Sehingga, Ketut Leo biar bisa fokus membantu pembangunan pasilitas umum yang kapasitas tingkat banjar, membantu pembangunan pura dan fasilitas umum bersekala kecil. Karena yang namanya menyumbang memakai uang pribadi, untuk membangun sarana publik di pemerintah daerah, tentu dana pribadi tidak akan cukup.
Sehingga tetap rutin dan berkelanjutan secara tidak terputus terus membantu menyumbang membangun pura membangun pasilitas umum tingkat banjar dan desa.
Jadi apakah yang seperti itu namanya mafia ? Apakah pak ketut leo pernah meminta sesuatu untuk pribadi nya pada gurbenur dan presiden ? Sama sekali tidak !.
Semua itu karena untuk Bali dan kabupaten klungkung, untuk dermaga segitiga emas dan pusat kebudayaan Bali. sehingga kedepan banyak anak muda di bantu masa depannya, dibantu di carikan pekerjaan.
Apakah Ketut Leo minta imbalan dari yang dibantunya ? sama sekali tidak pernah dan bahkan Leo memberikan ongkos (bekel) untuk transport. Dan sampai seperti itu bukti nyata kedermawanannya di sebut mafia berbahaya ?
Atau ini omongan Made Koplar manusia bersifat iblis yang sudah setahun kesepekang di banjarnya. Yang mana seluruh krama banjarnya tak ada yang sudi ngajak dia bicara, karena jijik dan muak dengan sifat binatangnya itu aja yang bicara begini karna dendaam akibat tak mau dibantu untuk meredam krama banjar supaya mau ngajak kembali dia mebanjar.
Sebenarnya pak Ketut Leo sudah berupaya menolong supaya Si Koplar mau di terima kembali mebanjar sama krame banjarnya. Cuman saat pak Leo hendak ke nusa mau bicara sama krame banjar, ratusan krama banjar nyebarang dari nusa datang duluan kerumah pak Ketut Leo.
Krama memohon agar pak Ketut Leo jangan meminta krama menerima dia dan krama menjelaskan kepada pak Tut Leo sifat Made Koplar, ini presis seperti binatang rakus serakah selalu buat gaduh selalu membuat banjar tidak kondusif. Selalu diadu domba selalu huat kehacuran sehingga krame banjar nyepekin dia.
Dan setelah dia kasepekang, situasi banjar sudah langsung kondusif kompak dan penuh toleransi dengan semangat goyong royong yang kuat. (*).
https://www.tiktok.com/@kabarbali.id/video/7428515670737997074