
KABARBALI.ID, TABANAN – 1.700 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) diterima Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan tahun 2025 ini dari Provinsi Bali.
Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Tabanan I Made Subagia mengatakan pihaknya sudah menerima vaksin tersebut pada Januari 2025 ini. “Sudah kita terima 1.700 dosis vaksin,” katanya, Rabu (22/1/2025).
Dijelaskan, vaksin PMK langsung diaplikasian ke ternak milik warga di Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Tabanan. Dan tercatat sudha 300 hewan ternak sudah mendapatkan vaksin ini, hingga Selasa kemarin.
Diharapkan sampai akhir bulan Januari 2025, vaksin PMK sudah tercapai sepenuhnya. Adapun dari 10 Kecamatan di Tabanan, vaksin ini diberikan ke Puskeswan I dengan jatah 700 dosis, Puskeswan II sebanyak 500 dosis dan Puskeswan III dijatah 500 dosis.
Adapun kategori hewan ternak sapi yang mendapat vaksin yakni sapi baru dan sapi baru mendapat penanganan ini enam bulan lalu. Mengenai target tahun 2025, setidaknya vaksinasi bisa mencapai 38.000 ekor sapi.
Meskipun belum mendapatkan informasi mengenai penyebaran virus PMK, namun Pemkab Tabanan menghimbau agar pemberian vaksin bisa dilakukan. “Ya untuk mengantisipasi. Saat ini masih belum ada,” katanya.
Vaksin PMK yang didapat Provinsi Bali tahun ini sebanyak 16.970 dosis di tahap pertama. Langkah ini juga bertujuan agar hewan ternak tetap sehat atau menjaga kekebalan tubuhnya dari penyakit ini, namun begitu para peternak juga diminta untuk menjaga kualitas pakan ternaknya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tabanan I Gede Susila menambahkan, vaksin PMK di tahun 2024 sudah tercapai dan untuk tahun ini, target itu juga bisa tercapai tepat pada waktunya. “Semoga bisa tercapai tahun ini,” ungkapnya.
Dalam proses ini, Pemkab Tabanan juga meminta agar Pemerintah Pusat melalui BPTU-HPT bisa terus mendistribusikan vaksin ini. “Terutama sapi yang saat ini masih sehat,” lanjutnya.
Pemberian vaksin PMK ini juga tidak serta merta melalui dinas terkait, tapi diperlukan juga kemandirian dari peternak untuk ikut membantu pemberian secara mandiri. “Kemandirian peternak juga penting, untuk memastikan pemberian vaksin bisa berkelanjutan,” imbuh Gede Susila. (Naf/Kab).