Kintamani, kabarbali.id Sejuknya udara kawasan danau Batur, Kintamani Bangli membawa jalinan kasih terlarang antara korban pembunuhan Jro Tawan dengan istri ke tiga pelaku.
Dalam pres rilis yang digelar Polres Bangli terkait kasus pembacokan hingga tewas, yang Ketut Murah Dana (47) asal Banjar Dalem, Desa Songan B, Kintamani pada korbannya I Ketut Sudiarta alias Mangku Tawan (45) asal Banjar Yeh Panes, Desa Songan A, Kintamani, terungkap yang diselingkuhi oleh Mangku Tawan adalah istri ketiga dari pelaku, berinisial Jro e, yang tinggal disalah satu rumah kos milik pelaku. Sedangkan istri pertamanya tinggal dirumah dan istri kedua sudah cerai.
Rilis yang dipimpin Wakapolres Bangli, Kompol M Akbar Eka Putra Samosir, didampingi Kasatreskrim Polres Bangli, AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun, dan Kapolsek Kintamani, Kompol I Nengah Sukerna, terungkap pelaku pembacokan merupakan owner dari salah satu vila mewah di Kintamani dan pengelola rumah kos.
“Pelaku dan korban adalah saping bertetangga, dan kami sita tiga HP yang didalamnya ada percakapan dugaan jalinan asmara itu,” ungkap M Akbar, Kamis (1/8/2024).
Terungkap juga, pelaku tiga kali membeli cerulit, karena bulan Maret 2024 terjadi perselisihan antara pelaku dan korban karena motif cemburu.
Dan sempat dimediasi, pelaku belum puas, sehingga merencanakan untuk menghabisi korban. “Celurit pertama dibeli April 2024, batal digunakan karena terjatuh. Setelah itu, ia kembali membeli celurit, namun kembali batal digunakan karena terlalu berat,” jelasnya.
Dan celurit ke 3 yang dibeli pada lima hari lalu digunakan menghabisi nyawa korban pada Rabu 31 Juli 2024 malam.
Motif pembunuhan berawal saat pelaku menemukan beberapa bukti diduga istrinya memiliki hubungan dengan korban.
Dugaan adanya perselingkuhan berawal saat pelaku melihat istrinya Jro E membawa motor milik korban pergi rumah kos tempatnya tinggal.
Pelaku mendalami dugaan perselingkuhan tersebut dengan menyadap percakapan WhatsApp istrinya.
Setelah berpura-pura menjadi istrinya, pelaku yang mengetahui korban sedang berada kolam renang kawasan Kintamani itu, langsung mencarinya sembari membawa celurit.
“Setibanya di kolam renang yang merupakan TKP pembunuhan, terlapor yang melihat korban berada di samping kolam seketika membuka sarung celurit,” paparnya.
Korban menceburkan diri ke kolam dan dikejar oleh pelaku dan si bacok membabi buta hingga tewas.
Hasil pemeriksaan medis, korban mengalami sejumlah luka serius. dua luka robek pada leher bagian kanan, luka pada perut bagian kiri hingga usus terurai keluar.
Serta luka robek pada perut bagian tengah hingga usus kelihatan, luka robek pada bahu sebelah kiri.
Jenazah korban sudah di RS Prof IGNG Ngoerah Denpasar untuk dilakukan autopsi. (Kab).