
KABARBALI.ID – Hampir setiap hari di Bali adalah hari baik untuk memalaksanakan upacara keagamaan. Ada yang datang setiap 15 hari sekali, satu bulan, enam bulan dan ada yang datang setiap setaun sekali. Dan semua memiliki makna dan tujuan tertentu. Berikut kabarbali.id akan menyampaikan jadwal hari raya Hindu pada bulan Februari 2025.
(Kajeng Kliwon Pamelastali dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Hari ini merupakan hari pemujaan kepada Sanghyang Siwa yang diyakini sedang bersemedi.)
(Paid-Paidan merupakan bagian dari rangkaian hari-hari sebelum Hari Raya Saraswati yang berkaitan dengan kisah Prabu Watugung. Masing-masing hari dalam rangkaian tersebut memiliki makna filosofis).
Hari Urip juga merupakan salah satu rentetan perayaan Hari Saraswati. Buda (Rabu) Pon diperingati sebagai Hari Urip.
Hari Patetegan juga merupakan salah satu rentetan yang dilakukan menjelang Hari Raya Saraswati.
Hari Purnama jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Umat Hindu memuja Sang Hyang Chandra pada hari ini. Umat Hindu seyogyanya menyucikan diri lahir batin dengan melakukan upacara persembahyangan, dan menghaturkan yadnya (persembahan suci) ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk memohon anugerah.
Hari Raya Saraswati dilaksanakan guna memuliakan Dewi Saraswati, dewi pengetahuan, seni, musik, dan kebijaksanaan dalam tradisi Hindu. Perayaan ini jatuh pada hari ke-14 dari bulan Maga dalam kalender Hindu.
Pada hari ini, Umat Hindu menghormati Dewi Saraswati dengan melakukan pemujaan terhadap buku-buku, alat tulis, dan instrumen musik sebagai simbol pengetahuan dan kebijaksanaan.
Banyu Pinaruh merupakan bagian dari perayaan Hari Saraswati yang terjadi sehari setelahnya. Pada hari ini, Umat Hindu akan melakukan ritual untuk membersihkan diri secara fisik maupun spiritual dengan mandi di laut, sungai, atau sumber air yang dianggap suci.
Rerainan Soma Ribek dilaksanakan guna memberikan persembahan kepada dewa-dewa sebagai bentuk penghormatan, juga untuk menjamin kekayaan dan kelimpahan dalam kehidupan sehari-hari. Disebut juga sebagai hari penegdegan Batara Sri atau piodalan beras dan padi, dimana beras merupakan simbol amertha.
Rerainan Sabuh Mas dirayakan sehari setelah Soma Ribek atau tiga hari setelah Hari Raya Saraswati. Sabuh Mas dirayakan dengan mengupacarai benda-benda fisik dan harta kekayaan sebagai wujud syukur atas keberlimpahan yang direstui oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Hari Raya Pagerwesi diperingati karena merupakan rerahinan Gumi yang dirayakan setiap 210 hari sekali untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru. Biasanya, saat hari raya ini, Umat Hindu melaksanakan persembahyangan dari pekarangan rumah hingga di pura-pura besar.
Hari Purnama jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Umat Hindu memuja Sang Hyang Chandra pada hari ini.
Pada hari Kajeng Kliwon Uwudan, umat Hindu di Bali mengadakan upacara yadnya untuk menyeimbangkan alam. Upacara ini dilakukan dengan harapan agar dunia tetap seimbang, baik secara sekala maupun niskala.Â
Makna Tumpek Landep Menajamkan pikiran, Memohon keselamatan, Memohon berkah, Memohon agar alat-alat tajam tetap bertuah, Memperingati turunnya manifestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa ke Bumi.Â
Redite Umanis Ukir merupakan hari pemujaan Bhatara Guru sebagai manifestasi Hyang Widhi Wasa.Â
Pada hari ini melakukan persembahan terhadap Sang Hyang Sri Nini, Dewa Sadhana pada tempat penyimpanan harta benda.Hari ini juga tidak baik untuk membayar sesuatu.
Hari raya ini merupakan pemujaan terhadap Bhatara Rambut Sedana yang dilaksanakan di merajan keluarga, pemilik toko, pura khayangan tiga desa pakraman, maupun pura khayangan jagat.
Tilem adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan pada malam bulan mati (Krsna Paksa). Pada hari ini, umat Hindu melakukan persembahyangan dan memuja Sang Hyang Surya.Â
Hari Bhatara Sri adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan untuk menghormati Bhatara Sri atau Dewi Sri. Hari raya ini dirayakan secara meriah, terutama oleh umat Hindu di Bali. (Pur/Kab).