KABARBALI.ID, BADUNG – Sebuah video viral di media sosial menunjukkan klub malam terbesar di Bali menampilkan latar belakang Dewa Siwa saat pertunjukan DJ. Hal ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Mulai dari tokoh hingga pergunjingan di warung-warung.
Seperti anggota DPD RI Bali, Arya Wedakarna, mengingatkan agar simbol agama Hindu tidak digunakan di tempat yang kurang pantas. “Silakan menikmati Bali, tapi jangan membawa simbol suci agama Hindu ke ranah yang tidak semestinya,” ujarnya waktu lalu.
Arya Wedakarna pun mengingatkan kepada masyarakat Bali dan praktisi pariwisata yang ada di Bali agar dapat membedakan simbol-simbol yang disakralkan dan simbol-simbol yang merupakan produk kebudayaan.
Sementara Fraksi DPRD Propinsi Bali, mengusulkan agar perizinan usaha melalui Online Single Submission (OSS) wajib mencantumkan pakta integritas bagi pemohon izin usaha.
Hal itu disampaikan sebagai respons atas kejadian di Atlas Super Club yang dinilai mencederai umat Hindu.
Anggota Fraksi PDIP, I Nyoman Suwirta menyatakan selama ini kalau di kata OSS itu dia bisa masuk aja kita nggak tahu, oleh karena itu penting OSS ini kiranya di dalamnya adanya verifikasi lebih lanjut yang di dalamnya dimuat pakta integritas apa yang boleh atau tidak.
“Jika ada pelanggaran terhadap pakta integritas, izin usaha dapat langsung dicabut tanpa perlu melalui proses hukum panjang,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).
Inovasi yang perlu kita pikirkan sekali lagi terkait dengan aturan perizinan, yang dengan mampu memanfaatkan kelengahan-kelengahan yang ada di aplikasi itu dimanfaatkan.
“Makanya laporan sesuai pasal-pasal yang merujuk harus dilakukan, bukan hanya kita tapi dari komunitas-komunitas Hindu dan lain-lain bisa melaporkan sehingga bisa memberikan efek jera,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengaku prihatin atas penggunaan visual Dewa Siwa sebagai latar belakang pertunjukan musik elektronik di Atlas Super Club, Bali. Insiden itu terjadi pada Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 23.40 Wita.
Disebutkan usai insiden tersebut viral, Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya telah meminta pihaknya dan Satpol PP untuk menindaklanjutinya. Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan data terkait kejadian tersebut.
“Tim terpadu terdiri dari semua pihak, jadi semua. Mulai dari kami di stakeholder pariwisata, dari sisi perizinan, lingkungan, budaya, dan dari sisi adatnya,” pungkasnya. (Kri/Kab).