Klungkung – kabarbali.id – Sebagai makanan khas yang biasa ada setiap penganan khususnya dari kuliner babi, bebek, ataupun ayam, dengan khas dari kulitnya. Namun lawar dari daging kambing tidak banyak bisa kita dapatkan tersedia di warung sate kambing di Bali. Seperti yang ada di warung lawar kambing Tiyingadi, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali.
Lokasinya sekitar 100 meter di timur simpang Tiyingadi. Petunjuknya, di samping warung ada plang pintu masuk Pusat Kebudayaan Bali (PKB).
Warung yang sudah ada sejak tahun 2004 ini buka dari pukul 08.00 Wita sampai habis (sekitar pukul 14.00 Wita).
Dari baru buka langsung diserbu pelanggan, mereka tidak saja warga lokal Klungkung, tapi ada yang jauh-jauh seperti Denpasar, Badung hingga Karangasem, hanya untuk menikmati lawar spesial kambing, yang menjadi cita rasa utama warung ini.
Biasanya, semua tempat parkir yang tersedia penuh bahkan ratusan tempat duduk yang disiapkan pemilik warung juga penuh dengan pelanggan. Yang berimbas pada pengunjung harus antri untuk mendapat paket nasi dengan sate tusuk, sate lilit, lawar dan gule dengan cita rasa khasnya.
Pemilik warung Anak Agung Istri Alit mengungkapkan yang membuat warungnya selalu ramai adalah lawar yang diracik spesial hingga tidak ada amis dari kambing. Kemudian satenya dengan bumbu kacang legit dan kuah berbumbu genep Bali.
“Kambing yang digunakan pilihan, semua kambingnya muda tidak ada kambing tua sehingga dagingnya lembut termasuk daging di gulenya juga lembut,” kata Gung Istri, Minggu (4/8/2024).
Sementara untuk lawarnya, yang utama adalah daging dari kulitnya yang dicincang halus membentuk lidi sepanjang 5 cm, dicampur dengan kacang panjang dan pisang klutuk muda. “Saat merebus kulit, juga dicampur dengan rempah-rempah alami dijamin enak dan lembut,” imbuhnya.
Untuk proses dari awal hingga penjualannya, Agung Istri mengajak 30 orang karyawan dari memelihara kambing, tukang potong, tukang masak, hingga pramusaji di warungnya.
Untuk harga satu paket yang terdiri dari nasi, sate lilit, sate tusuk, lawar dan gule saat ini Rp 50 ribu. Sudah termasuk minuman yang tersedia seperti es jeruk, es teh ataupun air mineral.
“Untuk sate bisa direkues ada yang minta tusuk campur dengan lilit, ada juga sate tusuk saja, jika pelanggan ramai dan penuh kadang untuk pesan bungkus saya larang, kasian yang sudah duduk tidak dapat, kadang sudah habis jam 12 siang, ” ujarnya.
Setiap hari bisa memotong sebanyak delapan sampai sembilan ekor kambing.
Salah satu pembeli Sugiana mengatakan setiap datang ke warung ini pasti selalu penuh dan harus antri. Tapi menurutnya ini menjadi ciri khasnya karena rasa yang enak jadi tidak masalah jika menunggu sebentar. “Tidak saja saat libur seperti ini, hari-hari biasa juga ramai, kantoran biasanya datang banyak makan siang disini, tempatnya juga banyak,” ungkapnya.
Sugiana menyebut selain menikmati enaknya sate dan lawar kambing juga bisa menikmati pemandangan alam sawah subak Gunaksa yang masih alami, dengan area Pusat Kebudayaan Bali sisi baratnya. (sta/kab).