Kabarbali.id – Setiap 29 Juni diperingati sebagai hari keluarga nasional. Perjuangan bangsa Indonesia yang gigih dengan mengajak semua bangsa ikut berjuang, bahkan rela mengorbankan nyawa, harta benda. Mereka merelakan kepergian dari keluarga demi meraih kemerdekaan.
Baru pada tanggal 22 Juni 1949, Belanda akhirnya sepenuhnya menyerahkan kedaulatan kepada Bangsa Indonesia. Para pejuang yang gugur kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, sementara mereka yang selamat akhirnya dapat berkumpul kembali dengan keluarga setelah sekian lama terpisah dalam perjuangan.
Momen bersejarah ini pada tanggal 29 Juni 1949 kemudian dijadikan peringatan sebagai Hari Keluarga Nasional.
Perjuangan membangun bangsa Indonesia dan membangun keluarga adalah satu kesatuan dalam kehidupan. Membangun keluarga juga berarti membangun bangsa.
Peringatan Hari Keluarga Nasional menjadi upaya untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga dalam menjaga ketahanan nasional, memupuk persatuan, dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional, meskipun bukan merupakan hari libur.
Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan tokoh yang memperkenalkan Hari Keluarga Nasional. Pada saat itu, Prof. Haryono Suyono menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Pemilihan tanggal dan bulan tersebut memiliki nilai sejarah yang mendalam. Tanggal 29 Juni melambangkan semangat para pejuang dalam program Keluarga Berencana untuk memperkuat dan meluaskan implementasi program KB. (kab).