
Gianyar, kabarbali.id – Darah seni di Kabupaten Gianyar sudah diwariskan sejak jaman Bali kuno, dengan bukti ukiran batu yang terpahat di Goa Gajah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, yang diperkirakan sudah ada pada masa pemerintahan Dinasti Warmadewa, abad ke – 11.
Hingga saat ini Goa Gajah masih terawat baik, dan menjadi objek wisata sejarah yang dikelola Pemerintah Kabupaten Gianyar. Lokasinya berada di utara jalan arah ke Ubud.
Pengunjung masuk langsung ke pelataran parkir dan menuju loket tiket di area stand UMKM. Setelah membeli tiket Rp 50 ribu untuk asing dan Rp 35 ribu untuk domestik, pengunjung diberikan kain dan selendang untuk masuk area objek, yang juga merupakan kawasan suci Pura Goa Gajah.
Dilokasi ini arca peninggalan Bali kuno dan termasuk kolam sudah tampak usang karena usia. Sementara ikon utama, yakni goa berukiran rumit, ada pintu masuk dengan patung boma di atasnya.
Kondisi dalam gua terawat dengan beberapa tempat suci dan tempat meditasi di dalamnya.
Kepala bidang (Kabid) destinasi pariwisata Gianyar, I Gusti Ngurah Susatia Putra mengatakan Goa Gajah adalah favoritnya wisatawan Eropa.
“70 persen adalah Eropa, sisanya baru dari negara lain untuk domestik dan lokal sangat minim,” kata Susatia Putra beberapa waktu lalu.
Kunjungan setiap hari rerata 1.000 orang, saat low season dan naik hingga 1.500 orang perhari musim libur tiba.
Dijelaskan, selain menjadi destinasi wisata ternama di Bali, di sisi lain juga sebagai simbol kerukunan dan harmoni antar umat beragama. Khususnya Hindu dan Budha di Bali. Kawasan Goa Gajah ini terbagi menjadi dua area, yaitu bagian Utara dan Selatan.
Di bagian utara merupakan tempat dari arca Ganesha, serta Goa Gajah dan Pura Goa Gajah tempat ibadah umat Hindu. Sementara di bagian selatan, ada reruntuhan stupa yang dipercaya sebagai kawasan tempat beribadah umat Budha. Dua kawasan tersebut dipisahkan oleh sungai.
“Beberapa hal itu yang kemudian wisatawan sangat ingin untuk melihat peradaban Bali pada masa lampau yang masih bisa disaksikan hingga saat ini,” imbuhnya.
Ada juga yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah pertirtaan suci dengan tujuh patung Widyadara dan Widyadari (bidadari). Yang sesuai dengan kepercayaan agama Hindu, patung ini merupakan simbol dari malaikat pemberi kemakmuran.
“Diyakini bahwa air pancuran tersebut adalah ketujuh sungai kecil di India yang menjadi tempat kelahiran agama Hindu dan saat ini masih digunakan sebagai sarana untuk mesucian dan melukat,” ujarnya.
Salah satu wisatawan asal Italia, Luga mengaku sangat terpesona melihat goa yang dibuat oleh manusia sebagai tempat pemujaan.
“Dari atas saya lihat hanya bangunan tempat suci pura dan saat turun baru tahu Goa Gajah seperti ini,” ujarnya didampingi pramuwisata lokal.
Untuk informasi, kawasan dari Goa Gajah keselatan sampai Tirta Empul terdapat banyak situs bersejarah yang sudah ada sejak jaman Bali Kuno. Dengan pahatan pada tebing sepanjang alur tukad pakerisan.
Goa Gajah buka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA.